i love my school !!
Rabu, 21 Mei 2014
Laporan Praktikum Golongan Darah
LAPORAN PRAKTIKUM
Golongan Darah
Tugas Biologi
Kelompok 3 :
Devinta Indah Kurniasari (07)
Mahilda Dian Safitri ()
M. Fahrul Islam M. (13
Muhammad Hasan Ansori (19)
Ulin Nahdliyatus Sholih (29)
SMA NEGERI 01 BATU
Tahun Pelajaran 2012-2013
A.
Tujuan : menentukan golongan darah manusia.
B.
Alat dan bahan :
Gelas objek
|
|
Jarum franke
atau blood lancet
|
|
kapas
|
|
Alcohol 70%
|
|
Tusuk gigi
|
BELUM
|
satu set
serum anti A, dan antiB
|
BELUM
|
C.
Cara kerja
1.
Menyiapkankan
sebuah objek gelas bersih.
2.
Memijit ujung
jari manis kemudian bersihkan dengan alkohol 70%.
3.
Menusuk ujung
jari yang telah bebas dari kuman dengan blood lancet, meneteskan darah yang
keluar pada 2 tmepat.
4.
Meneteskan pada
darah:
a.
Nomor I dengan
zat anti A
b.
Nomor II dengn
zat anti B
5.
Mengaduk tetesan
darah yang telah diberi serum dengan tusuk gigi. Lalu memperhatikan dan
mengamati pada tiap tetes darah tersebut, apakah terjadi aglutinasi atau tidak.
6.
Menulis hasil
pengamatan pada tabel berikut:
D.
Hasil Pengamatan
Tetesan Darah
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan
|
I
|
+
zat anti A
|
Tidak
menggumpal
|
Golongan
darah O
|
II
|
+zat
anti B
|
Tidak
menggumpal
|
E.
Pertanyaan
Berdasarkan data yang telah kamu
peroleh, jawablah pertanyaan berikut!
1.
Dalam percobaan
, sebenarnya yang ingin diketahui adalah adanya zat apa yang ada dalam
darah? aglutinogen
2.
Seseorang yang
bergolongan darah A
a.
Bagaimana
kondisi darah yang ditambah zat anti A
Menggumpal
b.
Bagaimana
kondisi darah yang ditambah zat anti B
Teteap
cair
3.
Seseorang yang
bergolongan darah AB
a.
Bagaimana
kondisi darah yang ditambah zat anti A
Menggumpal
b.
Bagaimana
kondisi darah yang ditambah zat anti B
Menggumpal
4.
Perhatikan skema
dibawah ini!
a.
Donor darah
universal adalah golongan darah O
b.
Resipien
universal adalah golongan darah AB
c.
Darah yang ada
dalam tubuh tidak menggumpal, berikan alasan anda!
Karena
pada tubuh tidak terdapat zat anti golongan darah pada tubuh
5.
Jelaskan apa
yang dimaksud dengan:
a.
Presipitin : antibodi
yang mengendapkan zat antigen
b.
Lisin :
antibodi yang menguraikan antigen
c.
Antitoksin : antibodi
yang menetralisir racun
d.
Antibodi : mengeluarkan protein asing
e.
Antigen : merengsang
pembentukan darah
f.
Serum darah: cairan darah yang mengandung anti bodi
F.
Laporan Praktikum Alat Ekskresi Paru
LAPORAN PRAKTIKUM
Alat Ekskresi Paru-Paru
Tugas Biologi
Kelompok 3 :
Devinta Indah Kurniasari (07)
Mahilda Dian Safitri (15)
M. Fahrul Islam M. (13
Muhammad Hasan Ansori (19)
Ulin Nahdliyatus Sholih (29)
SMA NEGERI 01 BATU
Tahun Pelajaran 2012-2013
A. Tujuan :Menjelaskan proses ekskresi yang
terdapat pada organ paru-paru
B. Alat
dan Bahan:1. Gelas Kimia
2. Air kapur
3. Cermin
4. Sedotan plastik
C. Cara
Kerja
Pertama
a.
Masukkan air dlam gelas Kimia sampai 100 ml
b. Masukkan sedotan plastik dalam
gelas tersebut
c. Tiupkan nafasmu kedalam air
kapur jernih melalui sedotan plastik
d. Catatlah perubahan yang terjadi pada air kapur
trsb.
Kedua
a. Siapkan sebuah cermin yang bersih.
b. Hembuskanlah nafasmu pada cermin
tersebut.
c. Amati dan catat perubahan yhang
terjadi pada cermin.
D. Tabel
Hasil pengamatan :
No
|
Kegiatan
|
Keadaan
|
|
Sebelum Percobaan
|
Setelah percobaan
|
||
1
|
Meniupkan
nafas ke Air kapur
|
Keruh
|
Lebih jernih
|
2
|
Meniupkan
nafas ke Cermin
|
Bening
|
Keruh
|
E. Pertanyaan:
1. Dari
pengamatan pada kegiatan 1, adakah perbedaan pada air kapur antara sebelum dan
sesudah tiup? Mengapa demikian?
Ada,
yaitu sebelum permukaan air kapurt nampak keruh. Setelah ditiup, berubah
menjadi jernih. Itu dikarenakan saat ditiup menghasilkan sejumlah udara, dan
itu mengekskresikan kanbondioksida (CO2) dan akir yang dapat
berekskresi dengan air kapu, sehingga larutan nampak jernih.
Dari pengamatan
pada kegiatan 2, adakah perbedaan pada permukaan cermin saat sebelum ditiup dan
sesudah ditiup? Apa yang sebenarnya terjadi?
Ada,
saat cermin belum ditipu permukaannya jernih dan kering. Setelah ditiup,
permukaannya menjadi keruh dan sedikt basah. Hal ini disebabkan karena saat
meniup cermin kita mengeluarkan CO2 dan H2O sehingga,
pada saat itu uap air menempel dpada kaca dan mengembun sehingga bila disentuh
menjadi basah.
2.
Tulislah reaksi yang terjadi pada proses
pernafasan!
C6H12O6(gula)+6O2(oksigen) 6CO2(karbondioksida)+6H2O
(uapair)+ATP
Apa kesimpulan
yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan?
Pernafasan manusia membutuhkan O2
dan mengasilkan CO2 dan H2O.
F.
Pengembangan materi
Sistem pernafasan manusia
Proses metabolisme tubuh meiputi proses menghasilakan energi
dan zat yang berguna bagi tubuh. Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat
sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh
karena dapat membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam
tubuh disebut ekskresi.
A. ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM
EKSKRESI
1. Kulit
Kulit adalah organ pelindung yang
menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan lapisan sangat tipis dan
tebalnya hanya beberapa milimeter. Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a. Kulit Ari (Epidermis)
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum
korneum), lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum
germinativum. Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada
bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan terdiri
atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan
oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di
dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.
Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di
bawah lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang
lama-kelamaan akan mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan
tanduk. Pada lapisan ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada
kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit
bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning
langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut dikenal
sebagai orang albino.
Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel.
Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini
akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk
sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum
basal).
b. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam
kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera),
kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu,
terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba
dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini),
peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula
meissner), dan peraba nyeri.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebutsebum yang
berguna untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung
rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar
rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut.
Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga
rambut menjadi tegak.
Kelenjar
keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke
bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan
serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat menyerap
cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan
tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan
akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi
oleh cuaca (panas atau dingin), aktivitas, makanan, atau minuman.
c. Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa).
Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan
menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.
Disamping
berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh,
mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran
air agar tidak berlebihan.
2. Paru-paru
Selain sebagai alat pernapasan
paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh
paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari
proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan
uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat
tersebut akan menjadi racun.
3. Ginjal
Ginjal
berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang
lebih 170 gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan
berwarna merah keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada
ginjal bagian kanan.
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam
bentuk air seni (urin). Urin mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal
tersusun atas kulit ginjal (korteks),sumsum ginjal
(medula), dan rongga ginjal (pelvis).
Pada kulit ginjal terdapat nefron yang
berfungsi sebagai alat penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu
juta nefron. Setiap nefron tersusun atas badan malphighi dansaluran
panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun
atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus
merupakan untaian pebuluh darah kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi
oleh kapsul Bowman.
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus. Lengkung henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada
daerah medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan tubulus distal.
Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung ke
atas (ascenden) dan lengkung henle yang melengkung ke
bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan urin ke
rongga ginjal. Kemudian urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter)
dan ditampung dalam kantong kemih.
Irisan
Melintang Ginjal
Struktur
Nefron
Telah
dikemukakan di atas bahwa cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan
menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat
dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan darah hingga terbentuk
urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi),
dan pengumpulan (augmentasi).
a. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke
dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan
tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran
glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut
berukuran kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan
(filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulusatau urin
primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan
garam mineral.
b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir
semua gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang
masih berguna tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di
sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin
sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang
memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam
urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam
urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder
yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin.
Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari
rongga ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
d. Proses Pengeluaran Urin
Jika
kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan. Kemudian
dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir kecil.
Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra). Pengeluaran air
melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air melalui keringat pada
kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita tidak berkeringat. Pengeluaran air
dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air
kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan kita banyak mengeluarkan
keringat dan jarang buang air kecil.
Urin
yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air dan zat yang
terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa
perombakan protein: bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna
empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang berlebihan di
dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.
Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin
mengandung protein, berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada
glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap
kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan
pada tubulus ginjal, tetapi dapat pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di
dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula
yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh
terhambatnya proses pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi hormon
insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes
mellitus).
Dilihat
dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat disimpulkan bahwa ginjal
merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi untuk
menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya
bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.
Proses
Pembentukan Urin
4. Hati
Hati
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut
sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang
lebih 2 kg dan berwarna merah.
Hati
Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan,
rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral,
garam empedu, dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu
yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah
di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang
berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa
pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian
dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal
dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Selain
sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi
tubuh, yaitu:
·
Sebagai
tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
·
Sebagai
tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein akbumin,
protrombin, fibrinogen, dan urea.
·
Sebagai
tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak.
Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin
diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
·
Pembentukan
dan pengeluaran cairan empedu.
·
Menetralkan
obat dan racun.
·
Tempat
untuk membuat vitamin A dari provitamin A.
B. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM
EKSKRESI
1. Anuria
Anuria
adalah kegagalan ginjal menghasilkan urin. Anuria bisa disebabkan oleh
kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau radang glomerulus, sehingga
plasma darah tidak bisa masuk ke dalam glomerulus. Kurangnya tekanan
hidrostatis bisa disebabkan oleh penyempitan (konstriksi) arteriol efferen oleh
hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah tidak dialirkan ke ginjal.
2. Glikosuria
Glikosuria
adalah ditemukannya glukosa pada urin. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
kerusakan pada badan malphigi.
3. Albuminaria
Albuminaria
adalah ditemukannya protein albumin dalam urin. Keberadaan albumin yang
berlebihan dalam urin menunjukkan adanya kenaikan permeabilitas membran
glomerulus. Albuminaria disebabkan karena luka pada membran glomerulus sebagai
akibat penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi sel-sel ginjal oleh
zat-zat, misalnya racun, bakteri, eter, atau logam berat.
4. Hematuria
Keberadaan
sel-sel darah merah di dalam urin disebut hematuria. Penyebab hematuria adalah
radang organ-organ sistem urin karena penyakit atau iritasi oleh batu ginjal.
Jika darah ditemukan di dalam urin, kondisi ini menunjukkan adanya bagian
saluran urin yang mengalami pendarahan.
5. Bilirubinaria
Konsentrasi
bilirubin dalam urin di atas normal disebut bilirubinaria. Bilirubinaria
menunjukkan adanya penguraian hemoglobin dalam darah merah yang berlebihan atau
adanya ketidakfungsian hati atau kerusakan empedu.
6. Batu Ginjal
Batu
ginjal merupakan benda keras yang sering ditemukan di dalam saluran ginjal,
pelvis ginjal, mauoun saluran urin. Batu ini umumnya berdiameter 2-3 mm dengan
permukaan kasar atau halus. Kadang-kadang bisa ditemukan batu ginjal bercabang
yang besar. Penyusun utama batu ginjal adalah kristal-kristal asam urat,
kalsium oksalat, dan kalsium fosfat ditambah dengan kristal-kristal garam,
magnesium fosfat, asam urat atau sistin, dan mukoprotein. Terbentuknya batu
ginjal bisa disebabkan oleh konsentrasi garam-garam mineral yang berlebihan,
penurunan jumlah air, kebasaan, dan akeasamaan urin yang abnormal, atau
aktivitas kelenjar paratiroid yang berlebihan. Keberadaan batu ginjal bisa
menyumbat ureter, menimbulkan tukak, dan meningkatkan kemngkinan infeksi
bakteri.
7. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan
glomerulus. Salah satu penyebab paling umum adalah reaksi alergi terhadap racun
yang dilepaskan oleh bakteri Streptococcus yang telah
menginfeksi bagian tubuh lain, khususnya tenggorokan. Glomerulonefritis
memungkinkan sel-sel darah merah dan protein memasuki filtrat sehingga urin
mengandung banyak eritrosit dan protein. Glomerulonefritis yang parah bisa
menyebaban gagal ginjal.
8. Pielonefritis
Pielonefritis
merupakan radang pelvis ginjal, medula, dan korteks oleh infeksi bakteri.
Infeksi ini biasanya berawal dari pelvis ginjal kemudian melebar ke dalam
ginjal. Piolonefritis bisa menyebabkan kerusakan nefron dan korpuskulum
renalis.
9. Kistitis
Kistitis
adalah radang kantung kemih yang melibatkan lapisan mukosa dan submukosa.
kistitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat kimia, atau luka
mekanis.
10. Nefrosis
Nefrosis
merupakan kondisi bocornya membran glomerulus. Kebocoran ini memungkinkan
sejumlah besar protein berpindah dari darah menuju urin sehingga air dan
natrium menumpuk dalam tubuh menghasilkan pembengkakan (oedem), khususnya di
sekitar lutut, kaki, abdomen, dan mata. Nefrosis lebih umum terjadi pada
anak-anak, namun bisa terjadi pada semua usia. Meskipun tidak selalu
menyembuhkan, hormon steroid sintetis tertentu, seperti cortison dan prednison,
yang mirip hormon yang disekresi kelenjar adrenal, dapat menekan terjadinya
nefrosis.
11. Polisistik
Polisistik
bisa disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal yang merusak nefron dan mengkasilkan
kista mirip dilatasi sepanjang saluran. Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan.
Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang kecil, dan gelembung-gelembung
berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan bertambah besar hingga menekan keluar
jaringan normal. Gagal ginjal sebagai akibat penyakit pilisistik biasanya
terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Perkembangan polisistik dapat diperlambat
dengan diet, obat, dan pemasukan cairan.
12. Gagal Ginjal
Gagal
ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu fungsi ginjal, yatu nefritis
ginjal parah, trauma ginjal, atau tidak adanya jaringan ginjal karena tumor.
Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada semua nefron sehingga tidak
berfungsi. Gagal ginjal yang parah menyebabkan penumpukan urea dalam darah.
Gagal ginjal total bisa menyebabkan kematian dalam waktu 1-2 minggu.
13. Albino (bule)
Albino
terjadi karena tidak adanya pigmen melanin pada lapisan granulosum.
Langganan:
Postingan (Atom)